Sebagian alat-alat makan di restoran baik yang digunakan untuk memasak maupun yang digunakan untuk konsumen, memiliki potensi sebagai media penularan penyakit. Penyakit yang dapat ditularkan mulai dari penyakit yang bersumber dari bakteri, jamur, virus, ataupun mikroorganisme lain. Sebetulnya, alat-alat restoran yang standar telah dinilai berdasarkan baku tertentu berkaitan dengan kelayakannya untuk digunakan di dalam dapur ataupun meja konsumen, namun hal ini tidak sepenuhnya direalisasikan mengingat masing-masing restoran memiliki standar dan reputasi berbeda-beda, bahkan hanya dalam hal peralatan layak pakai sekalipun.
Adapun beberapa alat yang dimaksud yaitu:
Panci/kuali/wadah masak lain: panci dapat sebagai media (penularan) peyakit terutama yang bersumber dari bakteri dan virus. Hal ini dikarenakan panci memiliki kecenderungan untuk dipakai dalam waktu lama sehingga virus-virus ataupun bakteri patogen dapat saja bersemayam di tempat tersebut (apalagi bila makanan bersifat basah dan sudah dingin). Mikroorganisme patogen ini dapat bersumber dari alat masak lain misalnya spatula yang terkontaminasi, atau berasal dari manusia yang tidak sengaja membatukkan percikan dahak ke dalam panci tersebut.
Spatula: spatula juga berpotensi sebagai media penularan penyakit. Hal ini karena spatula sering diletakkan sembarangan oleh para pemasak ketika sedang memasak. Hal ini tidak baik dikarenakan organisme di area dapur sangat banyak, sangat variatif dan sebagian besar patogen, misalnya kuman salmonella (penyebab tifoid) dan streptokokus (penyebab berbagai jenis penyakit infeksi). Di tambah lagi, ada penelitian yang menyebutkan bahwa dapur (terutama lantai dan media alas lain) menyimpan banyak sekali bakteri patogen yang berpotensi menyebabkan penyakit.
Piring: piring biasanya mendapatkan potensi sebagai media penularan penyakit justru ketika/usai piring tersebut dicuci. Hal ini disebabkan karena berbagai hal di antaranya proses mencuci yang tidak bersih sehingga organisme patogen yang masih tersisa atau yang bersumber dari konsumen lain dapat tidak terjamah ketika dibersihkan. Penyebab lain, alat mencuci yang justru menitipkan organisme patogen ke piring yang sedang dicuci. Di tambah lagi ketika piring usai dicuci, dapat saja piring tersebut diletakkan di tempat sementara yang tidak bersih baru nantinya dipindahkan ke tempat yang semestinya.
Garpu/sendok/: alat makan ini dapat secara langsung menjadi media penularan penyakit karena dapat berkontak langsung dengan air liur seseorang yang sedang sakit. Air liur merupakan salah satu media penularan penyakit, terutama penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus pada saluran pernapasan atas dan bawah. Belum lagi ketika sendok/garpu tersebut berada dalam kondisi pencucian yang menambah peluang berkontak dengan mikroorganisme yang lebih variatif.
Sumpit: sumpit, selain berkontak langsung dengan air liur seseorang yang sedang sakit, juga dapat menjadi tempat tinggal organisme patogen akibat proses daur ulang/pencucian/distribusi yang tidak bersih, sehat, dan sempurna.
Tusuk gigi: tusuk gigi disebut-sebut sebagai media penularan penyakit karena berpotensi menyebabkan trauma pada gusi sehingga darah gusi masih menempel pada ujung tusukn gigi. Hal ini tidak begitu berbaya apabila seseorang yang menggunakan tusuk gigi tersebut tidak sakit. Namun, bila seseorang tersebut sedang dalam kondisi menderita penyakit tertentu (terutama penyakit yang dapat menular melalui darah -HIV-), maka potensi penularan penyakit makin besar. Apalagi, perilaku konsumen yang nakal kerap terjadi, mereka seringkali meletakkan tusuk gigi yang sudah dipakai ke dalam wadah penempatan tusuk gigi yang tidak terkontaminasi. Peluang penularan penyakit kian tinggi.